Navigation

Razer Mamba Tournament Edition Review

Intro



Tahun lalu, Razer merilis salah satu lini terbaiknya, yaitu Mamba. Mungkin anda sudah tahu fitur-fitur yang ada pada mouse ini, seperti Chroma RGB Lighting dan sensor 16000 DPI. Dengan harga yang ditawarkan Razer untuk mouse Mambanya yang tembus 2 juta rupiah ini, saya yakin banyak yang akan geleng-geleng kepala sambil ilfeel setelah melihat harganya. Akan tetapi, ada varian lain dari Mamba yang lebih terjangkau, yaitu Tournament Edition yang merupakan wired versionnya dari Mamba dan yang akan saya review kali ini.



Isi packagingnya:
  • Razer Mamba Tournament Edition 
  • Product Information Guide 
  • Razer Certificate 
  • Razer Rewards Certificate 
  • Razer Chroma Stickers 

First Impression





Secara, tampilan fisik mouse ini tidak berbeda jauh dengan saudaranya yang wireless, hanya perbedaan yang mencolok adalah logonya yang menyala dibanding dengan versi wirelessnya yang hanya menggunakan efek timbul. Menurut saya, mouse ini adalah yang tercantik saat ini. LED strip di kiri dan kanan mouse sudah lebih dari cukup untuk menarik perhatian orang-orang.

Untuk buildnya, body mouse ini menggunakan plastik dengan tekstur matte, dan karet di bagian kiri dan kanan yang cukup tahan lama dan tidak lengket di tangan. Bentuk dari mouse ini pada bagian tengah cukup tinggi dan landai pada bagian belakang. Setelah mencoba semua grip style, menurut saya cukup nyaman. Sekedar info ukuran tangan saya 18cm x 9cm. Sayangnya, bentuk pada bagian kanan agak landai, sehingga kelingking saya terasa seperti kurang grip walau ada lapisan karetnya.

Untuk scroll wheelnya cukup solid, ada side scrolling button di scroll wheelnya yang menurut saya wajib ada pada mouse-mouse saat ini dan juga tombol-tombol ekstranya juga cukup memuaskan untuk di klik.


Hardware




Spesifikasi:

  • 16,000 DPI 5G laser sensor 
  • 210 inches per second / 50 G acceleration 
  • 1,000 Hz Ultrapolling / 1 ms response time 
  • Chroma lighting with true 16.8 million customizable color options 
  • Inter-device color synchronization 
  • Nine independently programmable buttons with tilt-click scroll wheel 
  • Razer Synapse enabled 
  • 2.1 m braided fiber USB cable 
  • Ukuran: 128 mm (Panjang) x 70 mm (Lebar) x 42.5 mm (Tinggi) 
  • Berat: 133 g 
Dari spek diatas ada yang aneh menurut saya. Mouse ini yang jelas lebih ringan dari 133g, mungkin skitar 110g. Sepertinya Razer mengukur berat mouse ini sekaligus dengan kabelnya yang jelas-jelas tidak mungkin menambah beban pada mouse saat bermain.

Lalu ada juga keanehan dari sensor mouse ini. Pertama saat menggunakan setting DPI rendah dan setting disekitar 12000-16000an, mouse ini menjadi tidak terlalu akurat. Saya sarankan menyetting DPI di level 3500an. Kedua, pointer mouse bergerak cukup jauh ke bawah kanan saat diangkat dan kembali ke kiri atas dengan jarak yang lebih rendah. Jika mouse dinaik-turunkan berkali-kali, pointer bisa bergerak dari ujung kiri atas hingga ujung kanan bawah monitor. Untuk mengakali hal ini, saya terpaksa membiasakan diri mengangkat bagian kiri depan mouse terlebih dahulu, sehingga efek mouse ini berkurang drastis. Jika anda penasaran, silahkan kunjungi tautan ini.

Saat bermain game-game FPS seperti Overwatch, permainan saya cukup baik, mengingat sensor yang cukup akurat, tapi saat mengangkat mouse keatas... Ya, anda tahu apa yang saya maksud...



Software


Seperti biasa, software yang biasa digunakan pada produk-produk Razer, yaitu Synapse,yang memang memiliki interface yang intuitif dan mudah digunakan, tetapi fitur sync onlinenya cukup menyebalkan, tapi dapat anda matikan pada panah disebelah lampu hijau dibagian kanan atas program. Bagi yang belum pernah memiliki produk Razer, anda diwajibkan untuk membuat akun Razer terlebih dahulu.



Tampilan Synapse

Untuk settingan mousenya sendiri, ada 9 tombol yang bisa dikustomisasi sesuka hati, DPI level dan juga lightingnya yang memiliki beberapa efek default seperti Spectrum Wave, Breathing, Reactive, Solid, dan LED stripnya memiliki 7 zona tersendiri ditiap sisi. Anda mungkin bisa membuat lampu disko dari mouse ini.


Tampilan kustomisasi pencahayaan


Price


Banderol harga yang ditawarkan di Indonesia yaitu di kisaran Rp. 1,300,000,- saat review ini ditulis. Walaupun harga yang terpaut jauh lebih murah dari saudara kembarnya, tetap saja mouse ini menjadi pil pahit yang bakal ditelan, mengingat masih banyak mouse lain yang lebih baik dalam segi performa yang bahkan lebih murah.


Verdict


Buat saya, mouse merupakan yang tercantik saat ini, bahkan mungkin sejagad. Buildnya yang solid walau menggunakan plastik, tapi sensornya yang aneh membuat saya harus beradaptasi untuk menutupi kekurangan mouse ini.

Jika anda cuma casual gamer, yang memang mengapresiasi segi desain mouse ini saya sarankan untuk membelinya jika anda tidak bermasalah dengan harganya, atau bahkan yang versi wirelessnya jika memiliki kantong yang benar-benar tebal. Untuk pemain semi-kompetitif atau yang sering bermain serius, saya sarankan untuk melihat alternatif dari Razer seperti Deathadder atau menunggu Razer Deathadder Elite yang akan rilis dalam waktu dekat.



Skor : 8/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar